Jumat, 22 Januari 2010

IDEALIS

     Seorang hakim muda berhasil memecahkan sebuah kasus besar yang telah mengendap selama puluhan tahun. Kasus tersebut melibatkan orang-orang penting yang berkuasa di negerinya. Tapi berkat keuletannya, satu persatu dari mereka berhasil digolkan.

      Sebuah prestasi yang belum pernah dilakukan oleh hakim-hakim sebelumnya. Prestasi tersebut tentu saja membuahkan kebanggan bagi dirinya, apalagi beragam penghargaan dan dukungan mengalir dari berbagai elemen masyarakat.

      " Selamat pak Hakim, karena usaha keras anda keadilan dapat kembali tegak di negeri ini. Saya harap gerakan Bapak tidak berhenti sampai di sini, masih banyak kasus yang harus diselesaikan agar keadilan dapat dirasakan oleh semua pihak,"puji seorang tokoh masyarakat yang juga anggota Dewan.

       " Terima kasih atas dukungannya Pak, jangan bosan-bosan untuk menegur saya kalau saya sudah keluar dari rel keadilan!" jawab si hakim muda.

        Sesampainya di rumah, hakim muda tadi bercerita kepada istri, anak dan keluarganya, termasuk kepada ayahnya yang juga seorang mantan hakim. Si isteri pun bangga mempunyai suami yang jujur, konsisten, dan tegas.

        " Ayah, saya sangat bangga dengan prestasi yang saya dapatkan ini. Saya berhasil menuntaskan masalah yang belum sempat ayah selesaikan selama puluhan tahun. Tidak sia-sia ayah membiayai saya kuliah sehingga menjadi seorang hakim yang Insya Allah akan menjadi kebanggaan ayah dan keluarga,"ucap si hakim muda penuh bangga kepada ayahnya.

        Mendengar ucapan anaknya, sang ayah tertegun dan haru. Dalam hati ia berucap," Nak, kamu tidak tahu kalau dulu kamu bisa makan dan lulus kuliah hingga menjadi sekarang ini, justru dari kasus besar itu."

Dari penggalan kisah di atas tersirat kesan adanya tubrukan antara idealisme dengan realitas. Problem seperti ini sering terjadi di tengah masyarakat, terutama kaum terpelajar. Apa yang di dapat di bangku kuliah, kadang terbentur dengan kenyataan yang ada. Sebagaimana yang terjadi pada sosok ayah, pada kisah ini.

        Tidak sedikit diantara kita yang dulunya lantang membela keadilan, melempem begitu mendapat kesempatan duduk di kursi empuk pemerintahan. Orang yang dulunya getol menyuarakan aspirasi masyarakat,  begitu jadi wakil rakyat, suaranya nyaris tak terdengar.

        Sahabat...mari senantiasa kita mohon kepada Allah, agar idealisme yang tertanam dalam dada tidak pernah rusak termakan waktu.

Rabu, 20 Januari 2010

MASUK SYURGA LEWAT MANCING

Ternyata nggak beda dengan daerah lainnya, di Medan baik itu masyarakat perkotaan mau pun yang ada di pinggiran kota doyannya sama bae..mannnnciiing. Di daerah pinggiran utamanya, banyak dijumpai tempat-tempat pemancingan, belum lagi yang suka petualangan mancing di tengah laut dengan menyewa tongkang atau pun boat.
Hobby tentang mancing ini ternyata menjadi perhatian dan pemikiran seorang ustadz di daerah dimana Cak Kandar tinggal. Sebut saja namanya Ustadz Kiffli. Masih muda orangnya tapi wawasannya sangat luas. Boleh jadi lantaran ia jebolan pesantren dari Jawa...

Ceritanya, hari Minggu itu di daerahnya Cak Kandar diadakan lomba mancing. Pesertanya banyak bener, malahan ada peserta dari luar kota yang lumayan jauhnya.

Di tengah-tengah peserta lomba, terlihat juga Cak Kandar yang lagi asyik menyiapkan umpan. Di sampingnya Ustadz Kiffli duduk menemani. Keduanya terlibat obrolan santai.
" Cak, sampeyan mau nggak masuk syurga lewat mancing kayak gini??...." kata Ustadz Kiffli membuka obrolan.
" Wah, ustadz ...memang ada orang mancing masuk syurga.?"
" Kenapa nggak ada.., malah banyak. Mauwww!! "
" Bagaimana caranya tadz. Masak dengan memancing kita masuk syurga..." Cak Kandar masih penasaran.
" Kalau memang bisa..aku pertaruhkan hidupku ini demi memancing.." lanjut Cak Kandar. Ustadz Kiffli menanggapinya dengan senyum.
" Gini Cak.."kata ustadz sambil membenahi alas duduknya.
" Sampeyan mancing ikan ini penuh dengan ketekunan, agar dapat ikan,ya..kan...???" lanjut si ustadz muda. Cak Kandar cuma manggut-manggut sambil tatapannya lurus menatap anak kail.
" Begitu juga kita Cak..., kalau ingin dapat syurga pancinglah syurga itu dengan dzikrullah, kailnya ya Allah...Allah...Allah....jamin joss pasti kita dapat ikan besar."
" Wah, masak Allah pake' dipancing segala ustadz..."
" Ya, itu dia. Pancinglah hatimu dengan dzikir, nanti Allah bisa hadir di hatimu..."
Cak Kandar manggut-manggut seperti kail yang sedang dimakan ikan. Betul juga.....


Medan, dekat pemancingan tetangga...

ALLAH MAHA TAHU

Musim rambutan tahun ini, Cak kandar lumayan seneng. So'alnya kebun rambutan miliknya buahnya rata...nggak seperti tahun-tahun kemarin, ada yang buah ada juga yang tidak. Belum lagi pohon durian yang cuma tujuh pohon...wuaah, bikin Cak Kandar betah sarungan ngitarin kebunnya yang lumayan luas.
Tapi sepertinya kasus tahun yang lewat terulang lagi. Setiap kali musim buah , pasti ada saja pagar yang rusak..artinya, tikus kepala hitam kembali beraksi. Banyak pohon rambutannya yang rusak ataupun patah. Cak kandar mangkel buanget.
Hari itu diadakanlah pengintaian, persis seperti yang sudah-sudah. Setiap kali ditunggui malingnya gak pernah nongol. Sepertinya perlu dipasang kamera cctv. Tapi bagaimana mau dipasang, lah panennya saja setahun sekali.?
Giliran dibiarin, rambutannya banyak yang hilang. Saking jengkelnya, Cak Kandar putar otak mirip Facebooker nyari ide. Ouupsss...Ditulislah catatan pada sebuah kertas dengan tulisan yang besar-besar: "ALLAH MAHA TAHU SEMUA PERBUATAN MANUSIA DI DUNIA." Kemudia dipakunya tulisan itu pada pohon durian dan mangganya.
Plong rasanya hati Cak Kandar. Pikirnya..dengan membaca tulisan itu pastilah timbul kesadaran pada diri si Pencuri, terketuk pintu hatinya untuk menghentikan perbuatannya.
Tapi..pohon semangka berbuah sirih, lain yang disangka lain pula yang terjadi. Hasil kebunnya masih juga diembat si pencuri. Bahkan yang membuatnya sakit hati si pencuri mereward catatannya: "CAK...ALLAH MAHA TAHU SEMUA PERBUATAN MANUSIA DI DUNIA tapi ALLAH NGGAK BAKALAN BILANG SIAPA-SIAPA."

Sabtu, 16 Januari 2010

SANTRI DAN USTADZ


Alkisah, menurut yang punya ini kisah, si santri meninggal duluan dari sang ustadz. Lalu, terjadilah dialog dalam kubur :
Malaikat : sopo Tuhanmu?
Santri : Allah
Malaikat : sopo se Allah iku?
Santri : Tuhanku!
Malaikat : kon mmbulet ngene rekk! Mana yang namanya kau sebut-sebut Allah itu??..
Santri : Tauk...
Malaikat : Lalu, kamu koq brani bilang kalau Tuhanmu itu Allah!!..Kenal darimana sampeyan??
Santri : Dari ustadzku...
Malaikat : Mana ustadzmu yang sok kenal itu?!
Santri : Lha kan..masih hidup kat??!!!
Malaikat : Ayo.... panggil sini sekalian, biar nggak asal ngomong..modal katanya doang...
Santri : Yang bener aja kat..saya kan udah mati...gimana manggilnya...
Malaikat : Ya..sudah. Biar saya panggil sendiri


Scene setelah ustadz dipanggil ke alam baka...
I
Ustadz>santri< :"Semprul...yang beginian pake' bawa nama kita segala...bikin repot aja."
malaikat mbathin "...dasar manusia..sukanya sebut-sebut nama Tuhan tapi gak pernah tahu kepada siapa dia menghadap...


Cangkru'an : Doddy Ide

PENYESALAN SANG MUBALIGH


Ini kisah tentang seorang mubaligh muda. Gayanya menyampaikan materi ceramah oke punya, gauul gitu lho!. Setiap kali ia berceramah, dipastikan jamaah yang hadir membludak. Pokoknya ia ustadz idola semua kalangan, dari yang muda sampai yang tua, anak-anak apalagi. Joke-joke yang dilemparkannya selalu bikin segar.
Suatu saat, ustadz muda kita diminta untuk mengisi ceramah di sebuah masjid di pemukiman mewah. Kebetulan masjidnya lagi dalam tahap renovasi. Jadi selain acara memperingati hari besar Islam, panitianya numpang pesan kalau itu acara sekaligus sebagai acara penggalangan dana. Siang sebelum acara, panitia telpon sang ustadz : " Begini tadz, saat ini kami kan sedang butuh dana untuk perbaikan masjid, jadi kami mohon nanti disinggung tentang fadhilahnya infak dan shadaqah jariyah."
" Oh..begitu, insya Allah nanti akan saya sampaikan," jawab mubaligh muda mengiyakan.
Singkat cerita, saat naik panggung, sang mubaligh muda dengan semangat menganjurkan jamaah untuk senantiasa bersikap ikhlas dalam melakukan kebaikan. Perbanyak shadaqah, infak, jangan medit, syukuri nikmat harta yang kita punya sebagai modal ibadah. Intinya harus rajin berderma.
"Tidak akan berkurang harta yang kita sedekahkan, melainkan bertambah dan bertambah. Kalau kita sedekah dengan ikhlas, maka Allah akan ganti dengan sepuluh kali lipat atau lebih. Tak ada yang jatuh miskin karena sedekah, dan tak ada yang sengsara karena beramal," ujar mubailgh muda nan kondang itu dengan berapi-api.
Begitu selesai ceramah dan mau pamitan pulang, panitia pun memberikan amplop kepada sang mubaligh. Amplop pun diterima. Tapi menimbang dan mengingat panitia lagi membutuhkan dana renovasi masjid yang tidak sedikit, maka tanpa pikir panjang lagi, mubaligh muda itu berkata kepada panitia, " Amplop sudah saya terima. Syukron katsiir. Tapi ini amplop saya serahkan kembali kepada panitia untuk kebutuhan pembangunan masjid ini."
Tentu saja panitia merasa senang sekali mendengar keikhlasan sang mubaligh muda. " Alhamdulillah, terima kasih ustadz, terima kasih," ungkap panitia itu penuh suka cita.
Selang beberapa menit, panitia mengeluarkan tanda terima sebagai bukti sang mubaligh muda menyumbang pembangunan masjid. Ketika melihat angkanya tertera 2 juta rupiah, sang ustadz agak semaput juga.
" Lumayan toh isinya. Tahu begitu, separuhnya saja yang saya sumbangkan,"ujar sang mubaligh sambil mengelus dada, lalu pamit ..undur diri.

Petik Hikmah

IKHLAS. Kata yang sangat ringan untuk diucapkan, namun terasa berat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kadang kita sendiri pun tak tahu apakah yang telah kita lakukan itu ikhlas atau tidak. Mungkin kita harus sering-sering untuk mempelajari ilmu ikhlas..dengan sesering mungkin membuka hati. Bukankah ikhlas itu perbuatan hati?


Medan... Menjelang asar.

Jumat, 15 Januari 2010

Zodiak Nabi Adam dan Iblis


Konon, Syeikh Ali bin Muhammad al-Mawardi dikenal sebagai seorang ulama yang dikenal arif lagi bijaksana. Dia selalu memahami segala permasalahan yang menimpa santrinya. Dia juga sangat enak kalau dijadikan tempat curhat. Tak terhitung sudah berapa orang yang terbebas dari masalah karena curhat kepadanya.
Ceritanya, suatu hari ada seorang tamu yang datang ke majelis pengajiannya, dengan bahasa yang lugas orang tersebut bertanya: " Tuan Syeikh, saya punya sebuah pertanyaan besar yang tidak bisa saya tanyakan kepada sembarang orang. Hanya orang seperti Syeikh sajalah yang saya yakini bisa menjawab pertanyaan saya ini." Seluruh santri dan orang-orang yang hadir di situ terpelongoh.
" Oh, silahkan bertanya!" ujar Syeikh Al-Mawardi. " Mudah-mudahan saya bisa menjawabnya."
" Begini Tuan Syeikh, kita kan sama tahu kalau setiap orang memiliki zodiaknya sendiri. Ada yang zodiaknya Leo, Libra, Taurus, Scorpio..and soon and soon lah. Tapi yang jadi pertanyaan bagi saya sampai sekarang ini Tuan Syeikh..Lha zodiaknya Nabi Adam dan iblis itu apa ya Syeikh?"
Mendengar pertanyaan nyleneh seperti itu, kontan raut muka orang-orang yang hadir di majelis itu merah padam. Bagaimana tidak, seorang ulama besar sekelas Syeikh Al-Mawardi diberi pertanyan konyol seperti itu, jelas mereka sangat marah.
"Kawan, kamu kan tahu, zodiak sesorang dapat diketahui kalau kita sudah tahu hari dan tanggal lahirnya. Sekarang, sebaiknya kamu cari tahu dulu hari lahirnya Nabi Adam dan Iblis. Kalau sudah dapat, baru kamu balik lagi ke sini, nanti aku terangkan apa bintang mereka," jawab Tuan Syeikh penuh kearifan.
Jawaban yang sangat bijak dan mengena, tak memberikan celah dan peluang bagi orang itu untuk bertanya lagi. Setelah mengucapkan terima kasih, orang itu pun pamit meninggalkan Syeikh Al-Mawardi dan jamaahnya.
Beberapa waktu kemudian, orang tersebut kembali menghadap Syeikh Al-Mawardi. Dengan tersipu malu dia mengatakan kalau dia belum berhasil mendapatkan data-data yang otentik tentang hari lahirnya Nabi Adam dan Iblis.

Petik hikmah :

Beruntunglah orang yang selalu berpasrah diri dan baik sangka kepada Allah, sehingga tak ada lagi waktu baginya untuk minta diramalkan nasib dan peruntungannya kepada paranormal, peramal, konseling jodoh atau apa pun namanya. Terlebih lagi tidak menggantungkan nasib pada ramalan bintang, shio, seperti yang tersebar di media-media cetak dan elektronik..juga yang sedang mewabah di dunia maya. So..mari kita hadirkan Allah dalam setiap ruang kesadaran kita, ruang hidup kita, sehingga kita akan terhindar dari bahaya yang namanya..S Y I R I K .